Iklan Blogger

Rabu, 28 Februari 2018

KENAPA BUTUH IJTIHAD..?!?


Banyak orang bertanya mengapa kita masih butuh ijtihad, padahal sudah ada Al Qur’an dan Hadits, dimana selama kita berpegang teguh kepada keduanya, kita tidak akan sesat selamanya. Bahkan beberapa kaum kafir selalu menuduh kalau Al Qur’an dan Hadits masih belum sempurna, karena masih perlu penafsiran dan lain sebagainya.

Untuk menjawab pertanyaan ini, maka ada beberapa jawaban yang dapat dikemukakan, antara lain :

1. HAKIKAT IJTIHAD

Ijtihad bukan tindakan untuk mengarang agama dan menyerahkan segala urusan agama semata-mata kepada logika dan akal manusia sambil meninggalkan Al Qur’an dan Hadits. Pemahaman ijtihad seperti ini tentu keliru besar.

Senin, 26 Februari 2018

HUKUM KEBIRI..!?!


MARAKNYA tindak kejahatan pemerkosaan dan pencabulan bagi pelaku pedofilia membuat pemerintah memutar otak mencari jalan keluar.

Berdasarkan hasil rapat koordinasi yang digelar di Kantor Kemenko PMK, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (10/5/2016). Para menteri merekomendasikan pemberatan hukuman bagi pada pelaku dengan hukuman kebiri kimia dan pengungkapan identitas.

Mengenai hal tersebut, Presiden Joko Widodo meminta kementerian dan lembaga untuk bergerak cepat dalam menangani kejahatan kekerasan seksual yang semakin marak belakangan ini.

Dilansir Republika.co.id, Selasa (10/5/16), Jokowi meminta supaya hukuman kebiri dapat segera diterapkan kepada para pelaku kejahatan seksual.

Dari masalah di atas, sebenarnya bagaimana islam memandang hukuman kebiri ini pada manusia? Dan apakah islam mempunyai solusi untuk menangani pelaku tindakan pencabulan dan kasus pemerkosaan?

TENTANG JIN..!!!


Jin (bahasa arab: جن Janna) secara harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi "tersembunyi" atau "tidak terlihat". Secara etimologi, asal pembentukan kata "jin" dari huruf 'jim' (ج) dan 'nun' (ن) menunjukkan makna tertutup, Syaikh al-Islam berkata: "Ia dinamakan jin karena ketertutupannya dari pandangan manusia."

Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan syetan ialah sifat dari setiap yang durhaka dari golongan jin dan manusia.

Unsur Dasar
Tentang asal kejadian jin, Allah menjelaskan, kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas, dijelaskan dalam Al-Hijr dan Ar-Rahman:
"...dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas." (Al-Hijr 15:27)
"...dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api." (Ar-Rahman 55:15)


Ibnu AbbasIkrimahMujahid dan Adh-Dhahak berkata, bahwa yang dimaksud dengan firman Allah: "Dari nyala api, ialah dari api murni". Yang di maksud dengan api murni adalah tidak dicampur unsur lain, seperti halnya manusia diciptakan dari berbagai unsur tanah.
Mereka juga berpendapat bahwa yang dimaksud "api yang sangat panas" (nar al-samum) atau "nyala api" (nar) dalam firman Allah di atas ialah "api murni". Ibnu Abbas pernah pula mengartikannya "bara api", seperti dikutip dalam Tafsir Ibnu Katsir.