Sebenarnya tuduhan non muslim, terutama kristen,
bahwa muslim menyembah Ka’bah dan Hajar Aswad adalah fitnah basi yang sudah
sering dibahas dimana-mana, cuma ya dasar debater kristen udah bebal dari
sononya dan memang ga kreatif, itu-itu aja yang dibahas, maka untuk kali ini kita
bahas secara mendetail tentang Hajar Aswad..
Semoga setelah membaca ini, mereka agak
pinteran dikit..
Anak TPQ pun tahu bahwa yang di sembah umat
Islam itu ALLAH SWT, Tuhan pencipta alam semesta..!!!
Bukan menyembah Hajar Aswad / Ka’bah..!!!
Berikut ini bukti-bukti Hajar Aswad bukan Allah
yang muslim sembah:
1.Jika berada dalam suatu tempat yang tidak
diketahui arah mata anginnya, atau sedang duduk di dalam kendaraan yang
jalannya berkelok-kelok, maka umat Islam boleh melakukan shalat dengan
menghadap ke arah mana saja..
Karena Allah berfirman:
“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka
ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas
(rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-Baqarah 115).
Ka’bah sebagai penentu arah sholat bukan objek yang
disembah :
“Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram.
Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya
orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang
mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya;
dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan”.
(QS.Al-Baqarah :144)
Jadi intinya bukan menyembah batu tapi inti
dari ajaran itu ialah ketundukan kepada Tuhan mereka.., pengakuan bahwa Allah
itu Rabb mereka.., analoginya begini, misalkan anda disuruh oleh orang tua anda
untuk mencium komputer di depan anda lalu anda menuruti, lalu apakah ini berarti
anda menyembah komputer..?!?
Tentu orang yang berfikiran jernih mengatakan
tidak.., anda melakukan itu karena wujud taat dan tunduk kepada peintah orang
tua, sebagai wujud bakti anda sebagai anak kepada orang tua.., nah, begitulah
umat Islam dalam melakukan sholat dan thowaf kenapa mereka menghadap batu dan
mencium batu. Itu karena wujud ketaatan kepada Allah, Tuhan mereka
memerintahkan dalam ajaran-Nya supaya melakukan demikian.., mereka tidak
menganggap batu itu istimewa..
2. Tahun 939 M sampai 951 M hajar aswad pernah
hilang dicuri dan disembunyikan oleh kaum Syi’ah golongan Ismailiyah Qarmathi..
Apakah dengan hilangnya batu itu lantas umat
Islam lantas heboh dan tidak shalat lagi karena hajar aswad sudah tidak
ada..?!?
Meski hajar aswad pernah hilang, namun selama
22 tahun itu umat Islam tidak pernah libur shalat..!!!
Seandainya umat Islam itu shalat menyembah
hajar aswad, maka selama 22 tahun itu mereka libur shalat.., tapi nyatanya
tidak.., umat Islam tetap shalat menghadap kiblat, baik dengan ada batu ataupun
tidak, karena esensi mereka ialah mematuhi perintah Allah bukan menghadap dan
menyembah batu..
3. Setelah Hajar Aswad itu berhasil ditemukan
kembali, batu itu sudah tidak utuh lagi.., ada pecahan di sana sini, sehingga
volumenya sudah mulai berkurang.., dan batu hitam yang ada sampai sekarang pun
itu sudah paduan antara batu hitam yang asli dengan yang imitasi..
Apakah umat Islam heboh karena itu..?!?
Jawabnya: Tidak pernah..!!!
Sebab Tuhan yang disembah oleh umat Islam itu
bukanlah batu tetapi Allah SWT..
Batu boleh rusak dan hilang, tetapi Allah tetap
ada dan kekal sampai selama-lamanya.., inilah bukti bahwa Allah bukan batu, dan
batu tidak sama dengan Allah.., lagipula jika muslim menganggap Hajar Aswad
adalah Allah, pasti akan banyak duplikat/tiruan batu itu di setiap Masjid..?!?
Seperti umat Hindu, Budha dan Kristen yang
memajang patung Tuhan mereka untuk disembah, dipuja, tempat menghaturkan doa
dsb di rumah ibadah masing-masing.., tapi nyatanya tidak ada satupun Masjid
atau rumah seorang muslim yang punya duplikat/tiruan/patung/lukisan Hajar
Aswad..
4. Dahulu pada masa Rasulullah SAW, para
shahabat naik dan berdiri di atas Ka’bah ketika mengumandangkan adzan
(panggilan shalat).., mereka melakukan itu lima kali sehari. Rasulullah tak
pernah menegur maupun melarangnya.., jika Ka’bah adalah Tuhan yang disembah
oleh umat Islam, mana mungkin para shahabat ketika itu berani menginjak-injak Tuhannya..?!?
5. Sampai saat ini, para petugas juga naik dan
berdiri di atas Ka’bah ketika mengganti Kisywah (kain kelambu penutup
Ka’bah).., ini juga bukti nyata bahwa sampai saat ini dan sampai kapan saja tak
seorang pun umat Islam yang menyembah Ka’bah.., andai kata mereka menganggap
Ka’bah sebagai tuhan yang disembah, mana mungkin mereka berani naik, berdiri
dan menginjak Ka’bah..?!?
6. Ketika thawaf dengan menunggang seekor unta,
Rasulullah SAW pernah tidak mencium hajar Aswad, melainkan menyentuhnya dengan
tongkat beliau. (HR. Bukhari juz 2 nomor 677)..
Jika Nabi pada waktu hidupnya menyembah hajar
aswad, mana mungkin beliau berani menyentuh Tuhannya dengan sebuah tongkat
sambil duduk di atas unta..?!?
Teladan Nabi ini membuktikan bahwa beliau tidak
menyembah hajar aswad.., jika Hajar Aswad adalah Tuhan, tidak mungkin
Rasulullah berani dengan lancangnya menyentuh hanya dengan tongkat bukan dengan
tangan atau menghormatinya sedemikian rupa, apa Rasulullah tidak takut
kualat..?!?
Tentu saja tidak karena Hajar Aswat bukanlah
apa-apa..!!!
7. Ketundukan ini pula yang telah dilakukan
oleh shahabat Umar RA ketika haji.., dalam hadits shahih dikisahkan bahwa
beliau datang mendekati Hajar Aswad (batu hitam) lalu dia menciumnya dan
berkata:
“Sesungguhnya aku tahu bahwa engkau ini batu
yang tidak memberikan mudharat dan tidak pula mendatangkan manfaat. Jika aku
tidak melihat Rasulullah menciummu, maka aku tidak akan menciummu pula.”
(HR.Bukhari dari Abis bin Rabi’ah RA).
Jika memang Hajar Aswad adalah Allah, maka
tentu saja Rasulullah akan marah dan membantah perkataan Umar tapi nyatanya
TIDAK..!!!
Camkan ayat-ayat ini:
Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah
adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak melahirkan
dan tidak pula dilahirkan; TIDAK PULA ADA SEORANGPUN YANG SETARA DENGAN-NYA.”
(QS al-Ikhlas: 1-4)..
“Dia (Allah) tidak menyerupai sesuatupun dari
makhluk-Nya (baik dari satu segi maupun semua segi), dan TIDAK ADA SESUATUPUN
YANG MENYERUPAI_NYA”. (Q.S. As-Syura: 11)..
Jadi sangat jelas Allah tidak setara dengan
makluknya dan tidak mungkin menyerupai makhluk-Nya. Apalagi dianggap sama
dengan batu Hajar Aswad.., sudah jelas sekarang bahwa Hajar Aswad bukan Allah
yang kami sembah..
Sumber: :
http://kucintaquran.blogspot.com/2012/10/hajar-aswad-kisah-sebongkah-batu-dari.html
https://islamislogic.wordpress.com/2014/09/12/riwayat-maqam-ibrahim-di-masjidil-haram/
http://kita-pembelajar.blogspot.com/2011/01/penjelasan-umat-islam-terhadap.html
http://kucintaquran.blogspot.com/2012/10/hajar-aswad-kisah-sebongkah-batu-dari.html
https://islamislogic.wordpress.com/2014/09/12/riwayat-maqam-ibrahim-di-masjidil-haram/
http://kita-pembelajar.blogspot.com/2011/01/penjelasan-umat-islam-terhadap.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar